Selasa, 04 Februari 2020

Penyembah Akal


Para Penyembah Akal
( Musyrik dengan akalnya )


            Pada masa-masa ini,banyak kita dapati fenomena yang samar terlihat tetapi sangat berbahaya jikalau hal ini dibiarkan begitu saja di kalangan umat muslim dimanapun berada. Banyak orang memahami makna iman dan  islam. Tapi terkadang salah memaknai arti sebuah ibadah yang merupakan konsekwensi dari sebuah keimanan seseorang. Barang siapa beriman kepaAllah maka dia patut taat  dan tunduk kepada-Nya. Tapi yang menjadi masalah sekarang banyak orang menuntut syarat dalam beribadah. Hal ini telah mengganti esensi dari sebuah ibadah yang diperintahkan oleh Allah yang awalnya merupakan sebuah ketaatan menjadi sebuah tuntutan kepada tuhannya.

            Bentuk tuntutan manusia terhadap tuhannya sangat beraneka ragam. Mulai dari tuntutan mendapat materi seperti harta, jabatan, dan lain sebagainya. Selain itu, banyak orang menuntut kebahagiaan tanpa tahu bahwasannya kebahagian itu di dapat tatkala kita sudah mentaati Allah. Tetapi di masa ini manusia lebih menuntut kebahagiaan terlebih dahulu sebelum melakukan ketaatan kepada Allah. Dan yang menjadi fokus pembahasan kali ini adalah tuntutan akal manusia yang terbatas dalam beribadah. Dan memegang ajaran Islam.

            Motivasi tuntutan yang menyerang fikiran umat muslim dalam beribadah ini berawal dari sikap dan mental umat muslim dalam menanggapi sesuatu yang datang dari luar peradaban Islam tanpa pembangunan wawasan sebagai filter terhadap segala yang masuk dari luar peradaban Islam. Peristiwa dark age dan Reinasance,  menjadi momok terbentuknya kosepsi baru terhadap ibadah ini. Perasaan traumatis yang dirasakan kaum Kristen yang telah lama dipolitisasi oleh pihak gereja membuat umat kristiani di barat mengalami Religion phobia atau ketakutan dan keraguan terhadap ajaran agama. Hal inilah yang membuat manusia di kala itu menunjukkan sikap skeptisnya pada agama dan tidak menerima ajaran agama kecuali dapat dipahami dengan akal manusia.

            Sikap skeptic ini lah yang diadopsi umat muslin sekarang tanpa memahami asal dan akar sejarah dari sikap tersebut terhadap agama. Fenomena rasionalisasi agama ini melahirkan banyak musuh islam, mulai dari liberalism, sekulerisme, dan lain sebagainya.

            Pergeseran makna ibadah ini terkadang banyak tidak disadari oleh kalangan umat muslim sendiri. Dikarenakan kurang teguhnya umat muslim dalam memegang ajaran islam yang menyebabkan Taqlid kepada peradaban Barat.

            Peristiwa tersebut membuat umat muslim lebih taat kepada akalnya dan berfikit skeptic kepada agamanya daripada taat kepada tuhannya. serta menuntut segala sesuatu yang diperintahkan Allah harus sesuai dengan akal manusia yang sangat terbatas. Tanpa menyadari bahwsannya segala hal yang tidak bias diterima oleh akal manusia, tetap bias diterima oleh akal sang pencipta.

            Dalam menghadapi fenomena ini, kita sebagai umat muslim harus bersiap-siap dengan segala kondisi yang ada. Dengan membekali diri dan membangun filter dalam diri kita yang berupa wawasan dan pendirian yang teguh dalam berislam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar